Tugas 1 Sensor

- Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
- Output voltage: dc 1~35v
- Max. Input current: dc 14a
- Charging current: 0.1~10a
- Discharging current: 0.1~1.0a
- Balance current: 1.5a/cell max
- Max. Discharging power: 15w
- Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
- Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
- Ukuran: 126x115x49mm
- Berat: 460gr
.jpeg)

- Bi-Polar Transistor
- DC Current Gain (hFE) is 800 maximum
- Continuous Collector current (IC) is 100mA
- Emitter Base Voltage (VBE) is > 0.6V
- Base Current(IB) is 5mA maximum
Sensor yang mendeteksi adanya cahaya terang dan gelap.
Tegangan LED menurut warna yang dihasilkan:
- Infra merah : 1,6 V.
- Merah : 1,8 V – 2,1 V.
- Oranye : 2,2 V.
- Kuning : 2,4 V.
- Hijau : 2,6 V.
- Biru : 3,0 V – 3,5 V.
- Putih : 3,0 – 3,6 V.
- Ultraviolet : 3,5 V.

- Konfigurasi pin Relay dihubungkan ke 5V
- GND dihubungkan ke GND
- IN1/Data dihubungkan ke pin 2


Transistor adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing kaki disebut sebagai basis, kolektor, dan emitor.
1. Emitor (E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.
2. Kolektor (C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam transistor.
Berfungsi sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Selain itu, transistor biasanya juga dapat digunakan sebagai saklar dalam rangkaian elektronika. Jika ada arus yang cukup besar di kaki basis, transistor akan mencapai titik jenuh. Pada titik jenuh ini transistor mengalirkan arus secara maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor seolah-olah short pada hubungan kolektor-emitor. Jika arus base sangat kecil maka kolektor dan emitor bagaikan saklar yang terbuka. Pada kondisi ini transistor dalam keadaan cut off sehingga tidak ada arus dari kolektor ke emitor.
- Bi-Polar Transistor
- DC Current Gain (hFE) is 800 maximum
- Continuous Collector current (IC) is 100mA
- Emitter Base Voltage (VBE) is > 0.6V
- Base Current(IB) is 5mA maximum
Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional.
Karakteristik penguat ideal adalah:
- Gain sangat besar (AOL >>). Penguatan open loop adalah sangat besar karena feedback-nya tidak ada atau RF = tak terhingga, serta pada rentang frekuensi yang luas.
- Impedansi input sangat besar (Zi >>). Impedansi input adalah sangat besar sehingga arus input ke rangkaian dalam op-amp sangat kecil sehingga tegangan input sepenuhnya dapat dikuatkan.
- Impedansi output sangat kecil (Zo <<).
Konfigurasi PIN LM741:
Spesifikasi:
Respons karakteristik kurva I-O:
- Untuk membuat rangkaian ini, pertama, siapkan semua alat dan bahan yang bersangkutan, di ambil dari library proteus
- Letakkan semua alat dan bahan sesuai dengan posisi dimana alat dan bahan terletak.
- Tepatkan posisi letak nya dengan gambar rangkaian
- Selanjutnya, hubungkan semua alat dan bahan menjadi suatu rangkaian yang utuh
- Lalu mencoba menjalankan rangkaian , jika tidak terjadi error, maka motor akan bergerak yang berarti rangkaian pada Sistem Otomasi Hidroponik untuk kebun strawberr berjalan
- B) Rangkaian Simulasi dan Prinsip Kerja
Prinsip Kerja
Tahapan kerja sensor dalam sistem kontrol pengalengan susu berbasis prinsip kerja dapat dibagi berdasarkan fungsi spesifik setiap sensor dalam proses produksi. Berikut adalah penjelasan tahapan sensor berdasarkan prinsip kerja dan kontribusinya pada setiap tahap proses:
1. Tahap Sterilisasi Susu
· Sensor yang Digunakan:
o Sensor Suhu (Temperature Sensor): Memantau suhu susu untuk memastikan bahwa susu dipanaskan sesuai standar sterilisasi (misalnya, 72-75°C untuk pasteurisasi).
Prinsip Kerja: Thermocouple atau RTD mendeteksi perubahan suhu berdasarkan perbedaan tegangan atau resistansi yang dihasilkan oleh material sensor.
o Sensor Tekanan (Pressure Sensor): Memastikan tekanan dalam sistem sterilisasi aman dan stabil.
Prinsip Kerja: Mengubah tekanan fisik menjadi sinyal listrik menggunakan piezoelectric atau strain gauge.
2. Tahap Penyimpanan Sementara
· Sensor yang Digunakan:
o Sensor Level (Level Sensor): Mengukur level susu dalam tangki penyimpanan.
Prinsip Kerja:
Float Sensor: Menggunakan pelampung untuk mendeteksi level cairan dan mengubah posisi pelampung menjadi sinyal mekanik atau listrik.
Capacitive Sensor: Memanfaatkan perubahan kapasitansi akibat kehadiran cairan di dekat elektroda sensor.
o Sensor Suhu: Memastikan susu tetap dalam suhu yang aman selama penyimpanan.
Prinsip Kerja sama dengan tahap sterilisasi.
3. Tahap Pengisian Kaleng
· Sensor yang Digunakan:
o Sensor Posisi (Position Sensor): Memastikan posisi kaleng berada di bawah nozzle pengisian sebelum proses pengisian dimulai.
§ Prinsip Kerja: Menggunakan potentiometer atau LVDT untuk mendeteksi posisi mekanik kaleng dan mengubahnya menjadi sinyal listrik.
o Sensor Aliran (Flow Sensor): Mengontrol jumlah susu yang mengalir ke kaleng.
§ Prinsip Kerja:
§ Turbine Flow Meter: Mengukur aliran berdasarkan kecepatan rotasi turbin yang diputar oleh aliran cairan.
§ Electromagnetic Flow Meter: Memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik untuk mengukur kecepatan aliran cairan konduktif.
o Sensor Berat (Weight Sensor): Mengukur berat kaleng setelah susu diisi untuk memastikan kuantitas yang tepat.
§ Prinsip Kerja: Load cell mendeteksi deformasi akibat berat dan mengubahnya menjadi sinyal listrik.
4. Tahap Penutupan Kaleng
· Sensor yang Digunakan:
o Sensor Posisi: Memastikan kaleng telah tertutup rapat.
§ Prinsip Kerja: Deteksi posisi mekanik menggunakan potentiometer atau sakelar batas (limit switch).
o Sensor Tekanan: Mengukur tekanan pada mekanisme penutupan untuk memastikan kaleng ditutup dengan kekuatan yang sesuai.
§ Prinsip Kerja sama dengan tahap sterilisasi.
5. Tahap Pengepakan Akhir
· Sensor yang Digunakan:
o Sensor Posisi: Memastikan kaleng berada pada tempat yang tepat sebelum dikemas.
§ Prinsip Kerja sama dengan tahap sebelumnya.
o Sensor Berat: Digunakan untuk memverifikasi berat kotak pengepakan sesuai jumlah kaleng.
§ Prinsip Kerja sama dengan tahap pengisian.
Secara Umum :
1. Rangkaian Sistem pembuanagn air Hidroponik
Terdiri atas 2 sensor, yaitu rain sensor suara, dan sensor Infrared. Sensor Infrared berfungsi untuk mendeteksi apabila ada objek ang menghambat saluran air terletak di dasar pipa hidroponik. selanjutnya da rain sensor yang gunanya mendeteksi apakah pembuangan air nya lancar sensor ini terletak di bawah lobang pembuangan air. Apa bila tersumbat maka logika 2 akan di tampilkan pada seven segment sekaligus mentrigger hidupnya lampu peringatan dan alarm peringatan yang mana kita harus segera mengecek Lubang di bawah pembuangan air tadi, apa bila 7 segmen berlogika 1 maka air
pembuangan sedikit tersendat, namun ketika ia berlogika 0 maka saluran pembuangan air berjalan dengan lancar
Secara Detail :
Rangkaian Sistem Pengaturan Kelembapan Dan Pendeteksi Hama
Prinsip Kerja
Secara Umum :
2. Rangkaian Sistem Pengaturan Kelembapan Udara dan Pendeteksi Hama
Terdiri atas 2 sensor, yaitu Pir sensor , dan sensor kelembapan HIH - 5030. Pir Sensor berfungsi mendeteksi keberadaan Hama , Jika Hama ada maka logika 1 akan muncul ang mengakibatan aktifnya motor penyemprot bubuk neem sebagai pestisida alami pebasmi hama lalat buah. Untuk sensor HIH - 5030 Stroberr hanaya bisa bertahan jika kelembapan nya di antara 50 - 70 maka , ketika kelembapan kurang dari 50 maka motor yang menyemprotkan Humidifer akan aktif . Begitupula yang satu lagi ketika Kelembapan Lebih dari 70 maka motor yang menyemprotkan dehumidifer akan aktif Supaya kelembapan berkurang
pembuangan sedikit tersendat, namun ketika ia berlogika 0 maka saluran pembuangan air berjalan dengan lancar
Secara Detail :
Rangkaian Sistem Pengatur Suhu ruangan greenhouse
Prinsip Kerja
Secara Umum :
3. Rangkaian Sistem Pengatur Suhu Ruangan Greenhouse
Terdiri atas 2 sensor, yaitu sensor suhu LM-35 , dan sensor cahaya APDS 9005. Sensor cahaya di gunakan untuk mendeteksi waktu malam atau siang , sedangkan sensor Suhu untuk mendeteksi Suhu , Pada Siang Hari Strawberry mampu bagusnya pada suhu 18-22 derjat Celcius , apa bila lebih dari 22 derjat maka motor pendingin akan di hidupkan , namun ketika kueang dari 18 derjat maka motor penghangat yang akan di hidupkan , begitu juga dengan malam hari. Pada malam hari ketika Stroberry di bantu dengan sinar Uv untuk memicu produksi senyawa nutrisi dan antioksidan yang penting bagi kualitas buah. oleh karena itu pada malam hari lampu led yang memancarkan sinar uv akan selalu aktif. Pada malam hari sendiri strobei bisa bertahan di suhu 16 - 18 derjat celcius karena di bantu dengan kehangatan lampu uv tadi. Sehingga ketika suhu lebih dari 18 derjat maka pendingin akan aktif dan begitu pula sebaliknya apabila suhu kurang dari 16 maka penghangat akan aktif
pembuangan sedikit tersendat, namun ketika ia berlogika 0 maka saluran pembuangan air berjalan dengan lancar
Secara Detail :
Datasheet Rangkaian